Dec 15, 2005

Arti sebuah kebebasan berekspresi

Ritual aktifitas pagi yang tak pernah kutinggalkan, mengunjungi Koran Republika Online, walau kadang hanya sekedar membaca Kolom Resonansi yang menjadi favoriteku. Hal lain yang kusuka dari Republika, beritanya obyektif (Note: this is just my opinion) dan kita bisa leluasa dan nyaman membacanya tanpa banyak gangguan dari kolom-kolom iklan yang kadang menghabiskan hampir 1/3 kolom dari halaman situs seperti halnya dijumpai di situs lain.

Kembali tentang Kolom Resonansi adalah Zaim Uchrowi dengan sekuel sosialnya: Orang Miskin Tambah Banyak yang menjadi kolumnis kesukaanku. Dia selalu mempunyai ide dan cara pandang yang lain terhadap suatu fenomena yang terjadi di tengah masyarakita kita.

Lepas dari semua yang kuceritakan diatas, pagi ini mataku terpaku ke satu judul berita di kolom Koran: Makna lain sebuah kelucuan.

Berita itu diawali dengan kutipan tulisan dari halaman Blog seorang anak muda bernama HermanSaksono yang bertema Paternless thoughts with pointless Wisdom.

Malam ini, ada sesuatu yang hilang di blog ini. Ternyata kita harus ingat, bahwa kita baru belajar kemerdekaan bereskpresi tujuh tahun. Dengan segala maaf postingan saya tentang ‘Foto Mayangsari adalah Rekayasa’ harus dihapus karena alasan yang tidak bisa dijelaskan di sini.

Awalnya dia hanya iseng, ditambah lagi bakat di bidang animasi komputer menggelitiknya untuk memodifikasi foto mesra penyanyi Mayangsari dengan orang yang diduga sebagai Bambang Triatmodjo (putra mantan presiden Soeharto). Tambahan info: Foto mesra ini sempat beredar di email berantai (aku juga dapet lho - hm.. to me it’s yuck and too nasty. I would say what a disgusting action of them!!).

Ulah Herman hanyalah semata-mata iseng untuk melucu dengan menampilkan hasil karyanya ini di blog pribadinya. Itu saja. Dalam foto itu dia merekayasa wajah Mayangsari menjadi wajah Presiden SBY, wajah MenSekNeg Yusril Ihza Mahendra, pengamat telematika Roy Suryo, serta pemimpin Media Grup Surya Paloh. Sehingga, seakan terlihat di foto itu Bambang Tri sedang bermesraan dengan keempat orang tersebut, dalam bingkai yang terpisah.

Buah dari kreasinya, anak muda ini kesandung apes. Dia diperiksa di Poltabes Yogyakarta (12/12/2005) karena gambar rekayasa yang dibuatnya, dianggap menghina kepala negara. Untungnya dia tidak ditahan, hanya dia harus merelakan posting-an untuk dihapus, karena saat diperiksa dia menyatakan bahwa aksinya ini tidak bermakna apa-apa selain iseng untuk melucu.

Ternyata banyak juga kasus yang berhubungan dengan tema dan ekspresi dari posting beberapa blogger yang dianggap menantang SBY. Umumnya, tim khusus Departemen Kominfo dan Unit Cyber Crime Polda Metro Jaya yang menjaring ulah mereka.

Disisi lain, membaca beberapa tulisan di situs pribadinya cukup membuat kita jadi tersenyum geli. Salah satunya ‘Berbahayakah Minum Bodrex Dicampur Coca-Cola?’ yang dibuat dengan serius tapi tak lepas dari upayanya untuk melucu. Sangat menarik, pesan tulus yang ingin dia sampaikan dari tulisan ini adalah, dia ingin mengenang almarhum Ibu Guru Kimianya.

Hm.. I guess this blog might be worth visiting from time to time. Well, just to have a bit variation of knowledge especially from young people who express what they think differently