
Ya sebenernya sih mau kapan aja dia lahir 'ndak masalah buat aku.. aku 'dah siap siaga. Satu tas berisi perlengkapan inap buat bayi dan aku di rumah sakit dah siap tinggal bawa. Cuma satu harapanku, jangan minggu ini aja ya 'dek bayi keluarnya (^_^)
Lho kenapa sih aku khawatir sekali? Ya beginilah situasinya kalau jauh dari orangtua pas disaat-saat seperti ini kehadirannya bisa membuat ringan beban melahirkan. Tapi kenyataannya aku tidak mungkin menghadirkan mereka disini. Satu-satunya orang yang bisa menenangkan dan membantuku yang suamiku. Minggu ini dia lagi keluar kota. So, mudah2an bayiku 'ni tahu diri ya.. ngak mau merepotkan ibunya.
Leganya, hari ini aku mulai maternity leave. So aku bisa lebih santai 'tuk lebih mempersiapkan kelahiran. Yang dari latihan labour, ngumpulin info, baca sana-sini, telpon sana sini, bolak-balik sms adekku ttg gimana rasanya dan ciri2nya kontraksi (baru bisa ngebayangin aja nih), apa bedanya pipis ama pecah ketuban. Lumayan lah aku dah ada gambaran deh. Lucunya semalam aku nggak bisa tidur dan tiba-tiba aku mrasa seperti ada yang mengalir dan membasahi celana dalamku. Waduh aku langsung panik dan cek apa benar itu bertanda "waktunya". Oh, syukur deh ternyata bukan, mungkin hanya keputihan aja.
Ok kembali ttg maternity leave, enaknya disini bisa ambil jatah max 1 tahun cuti. Serunya, disini selama satu tahun aku bisa tetap dapet penghasilan tapi dari pemerintah bukan dari kantor tempat kerja. Karena selama kerja gajiku dipotong untuk employment benefit. Begitu selesai cuti aku bisa kembali kerja ke kantorku.
No comments:
Post a Comment